POTENSI DAERAH KABUPATEN BANGKA
Kabupaten Bangka memiliki berbagai macam potensi di berbagai sektor yang meningkatkan ekonomi daerah yaitu, sektor pertanian dan perkebunan, sektor kelautan dan perikanan, sektor pertambangan dan industri, dan sektor pariwisata.
- Sektor Pertanian dan Perkebunan, untuk Kabupaten Bangka sektor perkebunan merupakan salah satu program strategis, karena memegang peranan yang relatif penting dalam perekonomian masyarakat. Perkebunan di Kabupaten Bangka dibagi atas perkebunan rakyat dan perkebunan besar. Produksi komoditas perkebunan rakyat terdiri dari antara lain lada, karet, kelapa dan coklat. Sedangkan perkebunan besar dikelola oleh 12 perusahan perkebunan swasta dengan tanaman utama kelapa sawit yang mencapai pencadangan lahan pada tahun 2015 sebesar 24.207,68 Ha dan areal tanam seluas 28.592,24 Ha. Pada tahun 2015 luas tanaman perkebunan lada sebesar 2.409,48 Ha produksi sebesar 3.625,87 Ton, karet luasnya 22.469,88 Ha dengan produksi 19.771,88 Ton, kelapa luasnya 4.668,85 Ha dengan produksi 1.531,92 Ton, cengkeh luasnya 20,10 Ha dengan produksi 95,3 Ton dan tanaman coklat seluas 354,49 Ha dengan produksi 105,78 Ton.
- Sektor Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangka secara geografis sebagian besar wilayahnya berbatasan dengan laut, antara lain : sebelah utara berbatasan dengan laut Natuna; dan Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan. Wilayah Kabupaten Bangka merupakan wilayah pesisir yang panjang dan dikelilingi pulau-pulau kecil disekitarnya. Selain memiliki perairan laut yang cukup luas, Kabupaten Bangka juga memiliki perairan payau, rawa, sungai dan kolong (eks galian timah), yang mempunyai potensi perikanan yang cukup besar dan prospektif bila dikelola dan dimanfaatkan dengan baik.Sektor perikanan khususnya perikanan laut sangat dominan di Kabupaten Bangka mengingat Pulau Bangka dikelilingi oleh lautan dan berbatasan dengan laut Cina Selatan yang memiliki sumber daya laut yang relatif besar untuk dikembangkan. Selain potensi perikanan tangkap laut di kabupaten Bangka juga berpotensi untuk pengembangan budidaya laut antara lain untuk komoditas kakap, kerapu, dan rumput laut. Komoditas Perikanan laut yang memiliki nilai ekonomis penting di Kabupaten Bangka antara lain Kerapu, Kakap Merah, Udang, Cumi-cumi, Kerang, Sirip Ikan Hiu, Pari, Tenggiri, Tongkol dll. Jumlah produksi dan nilai tangkapan ikan tahun 2015 yaitu 26.005,42 ton jumlah produksi, dan 572.119.240 (ribu) rupiah nilai tangkapan. Jumlah produksi dan nilai budidaya ikan sebesar 477,80 ton dan 22.193.710 (ribu) rupiah nilai budidaya ikan yang mengalami peningkatan di banding tahun sebelumnya. Potensi Perikanan darat juga tak kalah banyaknya, baik perikanan tangkap maupun budidaya. Sungai, Rawa dan Kolong memiliki potensi untuk pengembangan perikanan. Komoditas perikanan yang biasa ditangkap dari perairan tersebut dan merupakan ikan konsumsi bagi masyarakat lokal namun memiliki nilai ekonomis adalah ikan Gabus, Baung, Udang Galah, Lele lokal, Belida, dll. Ikan-ikan tersebut juga berpotensi untuk dibudidayakan. Sedangkan ikan-ikan konsumsi yang sudah dibudidayakan di kolam-kolam dan tambak antara lain adalah ikan patin, lele, gurami, nila, mujair, bawal, mas, baung dll. Selain di kolam ikan-ikan tersebut juga dapat dibudidayakan di Keramba jaring apung di sungai dan kolong. Disamping ikan konsumsi, Kabupaten Bangka juga berpotensi untuk pengembangan ikan hias mengingat lokasi Kabupaten Bangka yang dekat dengan pasar ikan hias Asia dan akses transportasi yang mudah ke Jakarta dan Sumatera, Ikan hias ekonomis penting yang dapat dikembangkan antara lain Mas koki, Maanvis, Kelesak, Cupang, Black Ghost, Lobster air tawar, dll. Perairan payau seluas 82.274 ha berpotensi untuk pengembangan budidaya air payau antara lain untuk budidaya udang windu, vanameii, kakap putih dan ikan nila. Banyaknya hasil perikanan ikut mendorong berkembangnya industri pengolahan perikanan di Kabupaten Bangka. Beberapa produk hasil pengolahan perikanan yang terkenal dari Kabupaten Bangka antara lain: terasi, kerupuk ikan, kerupuk udang, kerupuk telur cumi (kricu), getas, empek-empek, otak-otak ikan dan sebagainya.
-
Sektor Industri dan Pertambangan, pada saat ini pembangunan sektor industri terus ditingkatkan dan diarahkan agar semakin menjadi penggerak utama ekonomi yang efesien, berdaya saing tinggi, mempunyai struktur yang kukuh dengan pola produksi semakin berkembang dari barang-barang yang mengandalkan pada tenaga kerja produktif dan sumber daya alam melimpah menjadi barang bermutu, bernilai tambah tinggi dan padat karya yang membutuhkan keterampilan. Pembangunan sektor industri berusaha menciptakan struktur ekonomi yang bertumpu pada industri maju dengan didukung sektor pertanian yang tangguh sambil berusaha meningkatkan perkembangan industri kecil padat karya (termasuk industri kerajinan rumah tangga) guna memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha sambil menciptakan nilai tambah dan berpartispasi dalam mengentaskan kemiskinan. Selain sektor industri, Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor andalan karena hampir seluruh wilayah Bangka terdapat bahan tambang seperti timah dan lainnya dengan cadangan yang relatif masih besar. Bahan galian yang paling banyak dieksploitir selama ini dan telah banyak diusahakan secara besar-besaran oleh pemerintah adalah timah. Sedangkan bahan galian lainnya belum diusahakan secara besar-besaran dan masih dilaksanakan pengelolaannya oleh penduduk setempat atau oleh swasta dengan jumlah terbatas. Pada tahun 2015 jumlah industri di Kabupaten Bangka sebanyak 693 industri, yang terdiri dari industri besar sedang sebanyak 23 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 1.157 orang, industri sedang sebanyak 27 perusahaan dengan tenaga kerja 1.463 orang sedangkan industri kecil rumah tangga ada sebanyak 647 perusahaan dengan 2.924 orang tenaga kerja.
-
Sektor Pariwisata, Kabupaten Bangka juga menyimpan potensi non ikan yaitu untuk pengembangan wisata bahari. Tidak hanya wisata bahari melainkan beragam jenis, mulai dari wisata destinasi, wisata kuliner, wisata religi, wisata pertanian, wisata pendidikan. Namun, semua lini sangat memerlukan penjualan dan promosi. pengembangan pariwisata ini tidak bisa berdiri sendiri, namun harus saling koordinasi, seperti jalan yang baik dan bagus, keamanan yang baik, kebersihan, kampung yang tertata, dan lain sebagainya merupakan bagian dari wisata, dan memerlukan elemen masyarakat lainnya, tidak hanya dinas pariwisata saja, namun stakeholders lainnya seperti Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Lingkungan Hidup, kepolisian, Satpol PP, dan lainnya sehingga bisa menjadi pariwisata yang diinginkan. Oleh karena itu kita perlu meningkatkan setiap potensi daerah dari berbagai macam sektor terutama dalam sektor pariwisata yang harus dikembangkan lagi sehingga ekonomi daerah pun menjadi meningkat dan stabil.