Lomba Barongsai HUT ke 252 Kota Sungailiat, Merajut Perpaduan Seni, Gerak dan Budaya Multi Etnis

Barongsai adalah salah satu kebudayaan yang dikenal sebagai budaya dari etnis keturunan Tionghoa. Walaupun banyak di wilayah Indonesia terdapat Seni Pertunjukan Barongsai, namun di Provinsi Kepualan Bangka Belitung, Barongsai sudah menjadi ikon perpaduan budaya di daerah yang melambangkan kerukunan masyarakat Bangka yang multi etnis.

Budaya masyarakat di Kabupaten Bangka sangat kental dengan perpaduan antar etnis ini. Di sini Barongsai tidak lagi menjadi kebudayaan milik etnis Keturunan Tionghoa namun sudah menjelma menjadi budaya masyarakat Bangka. Sehingga tak heran disetiap even kebudayaan di Kabupaten Bangka, kehadiran Barongsai selalu ditunggu oleh masyarakat.

Kekompakan antar pemain dan pemusik menjadi tontonan yang selalu menarik dalam seni pertunjukan Barongsai. Para pemain yang berada di balik Kostum Naga harus mampu menyeimbangkan gerak dan langkahnya. Kelincahan  menari dan melompati tangga-tangga seringkali membuat kagum penonton terhadap Sang Naga yang seolah-olah sedang memainkan jurus-jurus silat tingkat tinggi. Mungkin hal inilah yang membuat Seni Pertunjukan Barongsai ini dapat diterima seluruh masyarakat.

Bahkan menurut Tokoh Pemuda Bangka Belitung, Bambang Patijaya, Seni Pertunjukan Barongsai ini tidak hanya terdiri dari unsur seni saja namum dipadu dengan gerakan olah raga, dan ketahanan tubuh pemain.

“Seni Pertunjukan Barongsai ini sekarang  sudah sangat jelas bahwa bukan hanya sebagai suatu kegiatan dari kebudayaan saja tetapi gerakannya merupakan olahraga yang memadukan antara gerak dengan daya tahan tubuh serta kekompakan tim,” ungkap Bambang Patijaya.

Untuk itu menurut Bambang, Seni Pertunjukan Barongsai perlu pelatihan yang intensif bagi pemain-pemainnya melalui wadah klub Barongsai. Dengan pembinaan yang terorganisir, dan instruktur atau pelatih yang mempunyai skil mumpuni diharapkan akan semakin banyak melahirkan pemain-pemain Barongsai yang handal.  

Alasan inilah pihaknya dari Yayasan Puri Tri Agung bekerjasama dengan Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olah Raga (Dinparpora) Kabupaten Bangka menyelenggarakan Lomba Barongsai yang dilaksanakan Minggu (22/4/18) di Halaman Puri Tri Agung, Sungailiat.  

Selaku ketua Pelaksana Kegiatan Lomba Bambang Patijaya mengatakan bahwa Lomba Barongsai ini merupakan media bagi klub-klub Barongsai untuk berkompetisi.

“Selain sebagai kegiatan kebudayaan yang dapat memberikan tontonan atraksi seni bagi masyarakat, lomba ini juga untuk memeriahkan Hari Lahir Kota Sungailiat yang ke 252,” ungkapnya.

Pemkab Bangka sendiri menurut Kepala Dinparpora Drs. Asep Setiawan sangat mendukung Pelaksanaan Lomba ini. Seni Pertunjukan Barongsai menurut Asep sudah sangat melekat dengan budaya daerah di Kabupaten Bangka. Bahkan Pemkab Bangka sudah merencakan melaksanakan suatu program yang meramu kebudayaan-kebudayaan antar etnis untuk berkolaborasi.

“Kabupaten Bangka  yang memiliki multi etnis dapat disatukan satu sama lain salah satunya dengan Seni Pertunjukan Barongsai merupakan kombinasi dari keterampilan dan kemampuan daya tahan fisik. Dan ke depan Pemkab Bangka meyiapkan suatu program yang mana dalam pertunjukan didalamnya terjadi kolaborasi antara Seni Melayu Bangka dengan Seni Pertunjukan Barongsai,” ungkap Asep Setiawan saat membuka Kegiatan Lomba Barongsai Dalam Memperingati HUT Sungailiat ke 252, Minggu (22/04/18) di Tri Puri Agung.

Etnis Melayu Jadi Pemain

Keberadaan Kebudayaan Seni Pertunjukan Barongsai sejak dulu hingga sekarang tetap eksis di tengah-tengah masyarakat Kabupaten Bangka dengan dibuktikan pada antusiasme warga yang berpartisipasi maupun yang menyaksikan.

Berbagai lapisan dan etnis masyarakat membaur menikmati atraksi Barongsai yang berlomba-lomba berusaha menampilkan atraksi terbaik mereka.

Walaupun awalnya Seni Barongsai merupakan budaya asli Etnis Keturunan Tionghoa. Namun perkembangannya, saat ini pemain dari seni pertunjukan Barongsai juga menarik etnis lainnya untuk ikut bergabung menjadi pemain.

Bahkan menurut Tokoh Budaya Barongsai di Kabupaten Bangka yang dipercayakan menjadi Ketua Tim Juri Lomba Barongsai ini Riski Surya, di dalam 17 Tim yang ikut berlomba, hampir 30 persen pemainnya adalah etnis melayu.

“Banyak etnis melayu yang ada di dalam tim yang ikut. Jadi tidak seluruh anggota tim etnis keturunan. Jumlahnya cukup banyak sekitar 30 Persen pemainnya adalah etnis melayu,” jelas Riski.

Mereka ini seperti yang diungkapkan oleh Riski, berperan di berbagai posisi. Ada yang berperan di posisi pemain musik, ada juga yang berposisi sebagai pemain Barongsai.

“tergantung bakan dan keterampilannyalah yang menentukan mereka di posisi apa. Semuanya begitu terghantung penilaian pelatih,” jelasnya.

Antusiasme masyarakat dalam berpartisipasi sebagai peserta Lomba Barongsai tersebut cukup besar, dibuktikan dengan 10 Club Barongsai yang terbagi menjadi 17 Tim yang datang dari berbagai daerah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung seperti Pangkalpinang, Bangka Selatan, dan Bangka Barat.

Sementara ribuan masyarakat tersedot untuk menyaksikan atraksi Barongsai berlomba di Puri yang menjadi kebanggaan masyarakat Provinsi bangka Belitung. (Dede Sukmana/Pemkab Bangka)

Penulis: 
Dede Sukmana
Sumber: 
Dinkominfotik
Tags: 
Artikel Budaya